Laman

Label

Selasa, 31 Desember 2013

TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

Mendengar Alas Purwo, pikiran kita melayang pada berbagai hal yang berhubungan dengan klenik, angker ataupun tempat-tempat pemujaan. Dari dahulu tempat tersebut diidentikkan dengan berbagai macam hal yang berbau seperti itu. Hal tersebut memang berdasar, karena menurut beberapa warga sekitar banyak warga daerah tersebut bahkan warga pendatang, datang ke alas purwo hanya untuk melakukan ritual-ritual tertentu. Seiring berjalannya waktu, Alas Purwo dijadikan Taman Nasional oleh pemerintah

Dari terminologi, ALAS berarti hutan dan PURWO berarti yang pertama; hutan yang pertama; Tua. Jadi Alas Purwo adalah Hutan yang sudah sangat tua. Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Secara geografis terletak di ujung timur Pulau Jawa wilayah pantai selatan antara 8°26’45”–8°47’00” LS dan 114°20’16”–114°36’00” BT.


Hutan di TNAP ekosistemnya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, diantaranya  hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan (Feeding Ground). Selain itu, kekayaan fauna di TNAP cukup tinggi. Keanekaragaman jenis fauna di kawasan TN Alas Purwo secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 kelas yaitu Mamalia, Aves, Pisces dan Reptilia. Mamalia yang tercatat sebanyak 31 jenis, diantaranya yaitu : Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), Ajag (Cuon alpinus), Babi Hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), Macan Tutul (Panthera pardus), Lutung (Trachypithecus auratus), Kera Abu-abu (Macaca fascicularis), dan Biawak (Varanus salvator).

Di TNAP juga terdapat pantai yang memiliki ombak terbaik untuk para surfer. Pantai ini bernama pantai Plengkung. Orang sekitar biasa menyebutnya G-land. Nama G-Land mengindikasikan dari kata Grajagan, yaitu nama dari sebuah teluk. G-land atau Pantai Plengkung ini dikelilingi oleh hutan tropis yang masih alami dan indah, sehingga menawarkan satu paket komplit untuk berwisata dan berolah raga. Pantai ini banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara, mereka datang jauh-jauh hanya untuk menikmati gelombang yang ada di G-land untuk berselancar.

Kawasan TNAP dapat ditempuh dari beberapa kota besar seperti dari Banyuwangi dan Jember. Sedangkan khusus ke Plengkung dapat ditempuh lewat darat maupun lewat laut (Grajagan). Terdapat dua alternatif jalur menuju Taman Nasional Alas Purwo yaitu :
Alternatif 1.
Yaitu jalur Pantai Utara yang melewati kab. Situbondo hingga memasuki Kota Banyuwangi berlanjut menuju Kalipait terus keselatan memasuki Hutan Produksi hingga pintu gerbang Taman Nasional Alas Purwo.
Untuk para pengunjung yang menggunakan angkutan umum setelah sampai di Terminal Ketapang dilanjut dengan mikrolet / Lyn menuju Terminal Karangente, lanjut dengan Bus Mini tujuan Kalipait . Dari Kalipait untuk menuju TN Alas Purwo dilanjutkan dengan menggunakan Ojeg.

Alternatif 2.

Yaitu jalur dari arah Kab. Jember melalui Gunung Gumitir sampai pertigaan Benculuk belok kanan menuju arah Tegaldlimo hingga Kalipait . Dari Kalipait selanjutnya mengikuti arah petunjuk menuju TN Alas Purwo .
Untuk yang menggunkan angkutan umum dengan menggunkan Bus dari Jember, sampai pertigaan Benculuk berganti dengan Bus Mini tujuan Kalipait atau angkutan umum yang ada di Benculuk dengan tujuan Kalipait / Dambuntung selanjutnya menggunakan Ojeg menuju TN Alas Purwo.

Gerbang TNAP terlihat seperti taman nasional - taman nasional lainnya. Sebelum sampai gerbang terlebih dahulu melapor ke pos penjaga untuk didata serta diperiksa SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi). Setelah itu perjalanan di lanjutkan menuju penginapan.



Gerbang TNAP

Setelah memasuki gerbang TNAP, kita akan disuguhi pemandangan yang luar biasa. Dari hutan yang pepohonannya berdiameter besar sampai berbagai jenis fauna yang melewati depan kita seperti merak, babi hutan dan lainnya.

Terlihat pepohonan besar sepanjang perjalanan dari gerbang menuju penginapan

Setelah beberapa menit perjalanan dari gerbang, sekitar kurang lebih 20 menitan kita akan sampai di guest house atau pesanggrahan Triangulasi. Sebenarnya ada beberapa tempat penginapan di TNAP ini. Salahsatunya adalah pesanggrahan Triangulasi.



Pesanggrahan/Guest House Triangulasi

Tempat wisata yang dapat kita kunjungi di TNAP salahsatunya adalah pantai plengkung, padang pengembalaan satwa, dan hutan mangrove. Dari penginapan ke pantai plengkung dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menitan. Di pantai ini dapat kita nikmati berbagai hal, seperti landscape nya, ombak bahkan kalau kita berani kita bisa surfing yang papannya dapat kita sewa dari sekitar pantai. Di plengkung ini ada beberapa rumah makan atau hotel yang menyediakan penyewaan papan selancar.

Salahsatu penyedia papan surfing di sekitar pantai plengkung

Di TNAP terdapat juga padang pengembalaan, Di dalamnya terdapat banyak jenis satwa yang mencari makanan,. Banteng, rusa, burung-burungan serta satwa lainnya dapat kita lihat pada saat mencari makanan. Kita dapat menyaksikan aktifitas hewan-hewan tersebut di pos pengamatan milik polisi hutan menggunakan teropong.  Padang Rumput atau savana Sadengan adalah padang rumput dengan luas 80 hektar, dan merupakan padang rumput semi alami di Banyuwangi dan masuk dalam teritori Taman Nasional Alas Purwo. Disebut padang rumput semi alami karena keberadaan padang rumput ini tidak berlangsung secara alami, dimana terbentuk karena kerusakan hutan sehingga membentuk hamparan rumput yang luas.


Padang pengembalaan Sadengan


Wisata lainnya yang dapat kita nikmati adalah hutan mangrove atau bakaunya. Kita dapat melihat hutan bakau menggunakan perahu yang dapat kita sewa dari nelayan sekitar. Untuk mencapainya dari penginapan pesanggrahan, kita dapat menggunakan mobil atau motor menuju pos polhut Bedul. Kita harus melapor terlebih dahulu ke penjaga di pos agar kita terdaftar. Hal yang dapat dilakukan sepanjang pengamatan hutan bakau dari perahu adalah bird watching dan fotografi.




Pos Bedul tempat kita menaiki perahu untuk mulai berwisata mengelilingi hutan bakau menggunakan perahu


Hutan bakau yang dapat kita nikmati dari atas perahu

Indonesia tidak kalah tempat wisatanya dengan negara-negara lain. Mari dari sekarang kita berpetualang ria keberbagai penjuru di nusantara ini. Selain mencintai pesona wisata negeri sendiri juga kita dapat mempromosikannya kesemua orang di negara ini khususnya maupun negara lain umumnya.
I Love Indonesia... !!!


sumber pustaka : Perjalanan pribadi & berbagai sumber dari web
sumber foto : Dokumentasi pribadi & beberapa foto di internet

Tidak ada komentar: