Laman

Label

Sabtu, 11 Januari 2014

Yang Terlupakan...

Malam minggu hujan, sepi... Duduk di depan halaman rumah sambil minum segelas kopi cappucino dan sebatang rokok (kombinasi yang tidak baik buat kesehatan)... entah dikatakan nikmat, sedap, nyaman atau apapun itu..tapi saya benar-benar menikmatinya..

Tiap sruputan kopi dan hisapan rokok yang sangat dalam, adalah sensasi yang mungkin bisa dikatakan luar biasa (tentunya buat para pengopi dan perokok)..  :)



Pikiran sedikit melayang beberapa tahun lalu, biasanya kebiasaan merokok dan minum kopi ini dilakukan saat berkemah atau melakukan kegiatan alam terbuka lainnya..ingatan saya melayang pada saat bersama teman-teman (kalo tidak salah di camp kaki gunung Pangparang tepatnya jalur curug cileat, Subang). Berempat pada saat itu, hampir tengah malam tepatnya. Salahsatu teman menyodorkan segelas kopi dicangkir almunium..aah..udara yang dingin sedikit berkabut didepan tenda dan beralaskan matras tipis sambil duduk dekat api unggun kecil, kemudian sebatang rokok saya nyalakan...hisaapan sangat dalam dan asap yang dikeluarkan cukup tebal berpadu dengan asap dari api unggun dan kabut tipis. Saling bercerita, saling tertawa, saling "menghina"...itu semua kami lakukan bersama..

Tiba saat waktu menjelang tidur, kami bersama menyanyikan sebuah lagu sang legenda Iwan Fals, entah kenapa menyanyikan lagu ini. Bukan karena isi liriknya atau kita memiliki pengalaman cerita seperti lirik lagu itu. Satu hal kita menyanyikan lagu itu, karena mungkin nada atau syairnya yang waktu itu pas banget dengan suasana,  malam sunyi, hujan, hanya suara binatang serangga malam yang berbunyi......Judul lagu itu Yang Terlupakan


Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan, di kesunyian malam 
Saat datang rintik hujan 
Bersama sebuah bayangan yang pernah terlupakan

Hati kecil berbisik, untuk kembali padanya 
Seribu kata menggoda, seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma, Waktu aku tertawa, kala memberimu dosa
Oh maafkanlah, oh maafkanlah

Rasa sesal di dasar hati Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ‘ku mencoba ‘tuk sembunyi, Namun senyummu tetap mengikuti
Rasa sesal di dasar hati

Diam tak mau pergi 
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ‘ku mencoba ‘tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti

Rasa sesal di dasar hati,
diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Rasa sesal di dasar hati,
Diam tak mau pergi

Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ‘ku mencoba
tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti

Curug Cileat, 2008



Yang Terlupakan

Tidak ada komentar: