Laman

Label

Senin, 17 Februari 2014

Don't Judge The Book By Its Cover

Rutinitas yang itu-itu saja (kerja), sangatlah membuat jenuh pikiran, hati, mood yang tidak stabil dan emosi. Fhuih, bagi sebagian orang mungkin dapat menikmati dengan kegiatan atau rutinitas yang itu-itu saja. Tapi bagi saya sendiri, kepala rasanya ingin pecah. Oh Tuhan...mungkin disaat posisi seperti ini yang terbersit hanya satu, yaitu saya dalam keadaan tidur nyenyak dan berharap terbangun semua ini hanya mimpi. you wish !!


sumber gambar : http://data3.whicdn.com/images/23729050/thumb.png

Mungkin dari sekarang mulai harus berpikir dan berusaha lebih keras lagi, agar bisa move on. Bukan berarti saya tidak bersyukur dengan apa yang saya dapatkan saat ini. Sudah alaminya manusia kalau rasa atau hawa nafsu untuk selalu terus mendapatkan lagi dan lagi terdapat disetiap diri manusia. 

Agak malas membahas tentang dunia kerja saya, tapi saya sendiri selalu berkesimpulan bahwa kalau melihat sesuatu itu jangan dilihat dari kulit atau cover nya, ex: "Enak ya kamu kerja di institusi ini, terjamin ini itunya, gaji cukup"... ya sekali lagi, jangan pernah menilai dari kulitnya. Bukan berarti saya membeberkan "sedikit" kejelekan dari tempat kerja saya, tapi saya ingin melepaskan yang tersendat di dalam kepala dan hati ini. 

Mungkin untuk akhir-akhir ini yang sedang hangat adalah absensi. Saya sudah bekerja hampir 7 tahun, ada kisah yang sampai sekarang masih mengelitik. ini terjadi sekitar tahun 2008 an, dari awal-awal saya selalu datang kerja tepat waktu. Sebenarnya banyak sih teman-teman yang datang seenak jidat telat beberapa jam, iya beberapa jam bukan menit..tapi tidak ada perbedaan perlakuan baik itu dari internal ataupun eksternal. Teguran saja tidak ada apalagi sanksi. Dan yang sangat buat saya merasa tidak adil adalah, (maaf ) insentif sama (saya bertanya ke yang bersangkutan), GILA !!!... what the fu*k . Padahal saya selalu datang 30 menit sebelum masuk kerja, kerjaan over time yang tidak pernah saya masukan ke lembur. Bahkan staf rekap absen seharusnya menanyakan, ini jam lebih mau diajuin atau tidak buat lembur, TIDAK mereka lakukan. 

Pada saat itu saya tidak terpikir untuk hal itu, mungkin masih single (belum ada tanggungan) dan saya merasa senang saja kerja. Beberapa tahun saya mengalami hal itu. Sampai akhirnya kejenuhan merasa ketidakadilan itu timbul dari diri sendiri. Sebenarnya saya ingin langsung berbicara keatasan tentang semua ini, akan tetapi dari teman-teman yang pernah curhat ke atasan-atasan yang mestinya memberikan jalan keluar dan melindunginya, malahan berbalik menjadi antipati (teman saya yang dipersalahkan). Belajar dari teman saya tersebut, saya lebih baik bertindak dengan kemauan saya sendiri saja. Hal ini bukan masalah dendam atas semua atau sakit hati, melainkan pencarian keadilan saja yang menurut saya mungkin ini jalan tersukses saat ini. Maafkan institusi tempat saya bekerja, saya tetap akan mengabdi, tapi dengan cara dan jalan saya sendiri. Saya sekarang hanya seonggok batu karang yang mencoba bertahan oleh terpaan-terpaan hempasan ombak yang menuju pantai.

Terimakasih untuk institusi ini yang memberikan saya kehidupan, tapi sayang sistem yang terbentuk, tidak membuat berpihak kepada saya. Mungkin karena pembentuk sistem ini adalah orang-orang yang hanya mencari keuntungan dan kenyamanan buat dirinya sendiri saja.

" i'm not like them, but i can pretend "
                                 - Kurt Cobain - 


Tidak ada komentar: